Tomohon—Berbagai peniliaan muncul tentang Ir Miky Junita Linda Wenur MAP, figur perempuan yang akan dimakukan Partai Golkar pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kota Tomohon pada 27 November Tahun 2024.
Selain dari luar partai, ada juga yang datang dari internal partai. Salah satunya, Priscilla Tumurang, yang saat ini duduk sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tomohon dari Fraksi Partai Golkar.
Menurutnya, pengalaman yang dimiliki Miky Wenur, yang juga isteri dari Anggota DPD RI/MPR RI Ir Stefanus BAN Liow MAP, dalam pemerintahan maupun organisasi gereja dan pembawaannya sehari-hari yang santun, cerdas, dan merakyat, menjadi salah satu jaminan jika dipercayakan rakyat memimpin Kota Tomohon lima tahun ke depan.
‘’Miky Wenur adalah figur yang memiliki jati diri dan integritas yang kuat, berpengetahuan dan keterampilan mumpuni yang tidak dimiliki semua orang,’’ kata Priscilla saat bersama Miky Wenur berjumpa dengan masyarakat Tumatangtang Raya dan Lahendong akhir pekan lalu.
Totalitas pelayanan di gereja dan jemaat serta pemerintahan, di mana tiga kali sebagai Ketua Komisi W/KI Sinode GMIM, Ketua W/KI Wilayah dan Jemaat, serta tiga kali sebagai legislator dengan jabatan Ketua DPRD Kota Tomohon, wakil Ketua DPRD Kota Tomohon, serta Komisi III DPRD Kota Tomohon merupakan pengalaman dan pengabdian yang paripurna.
‘’Yang kami lihat dan rasakan selama bersama-sama dengan Ibu Miky, calon wali kota kita ini tidak kompromi dengan semua yang menghambat atau mengabaikan kepentingan rakyat, termasuk ASN,’’ katanya.
Priscilia optimis jika Miky Wenur memimpin lima tahun ke depan, akan memperbaiki hal-hal yang tidak baik di pemerintahan sebelumnya dan menyempurnakan untuk menjadikan Tomohon maju, terpercaya, dan sejahtera.
Apa yang dialami saat ini oleh para tenaga kontrak, linmas, perangkat, kader kesehatan, kader KB, lansia, dan lainnya, Priscilla memastikan tidak akan dialami lagi jika Miky Wenur dipercayakan memimpin Kota Tomohon.
‘’Ada lagi karakter yang dimiliki Iby Miky Wenur yang tidak dimiliki kandidat lain, yakni tidak membeda-bedakan status sosial, suku, agama, etnis, warna warni politik,’’ tukas Priscilla. (*)